Blog

  • Profil Marselinus Ama: Bintang Timnas Indonesia yang Berkarier di Eropa

    Profil Marselinus Ama: Bintang Timnas Indonesia yang Berkarier di Eropa

    Marselinus Ama Ola lahir pada 21 Maret 2005, yang berarti kini usianya menginjak 19 tahun. Ia berasal dari Desa Horowura, Kecamatan Adonara Tengah, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Karier sepak bola Marselinus dimulai di tingkat lokal, di mana ia bergabung dengan ASIOP Football Academy pada tahun 2016. Di akademi yang berlokasi di Stadion Madya GBK tersebut, Marselinus mulai mengasah kemampuannya, terutama di posisi penyerang dan winger.

    Perkembangan Marselinus di ASIOP cukup pesat. Pada tahun 2019, ia sempat dipinjam oleh SSB Bintang Ragunan untuk bermain di Liga Kompas Gramedia U14. Di kompetisi tersebut, Marselinus berhasil meraih penghargaan sebagai pemain terbaik pada bulan November 2019, sebuah prestasi penting bagi kariernya yang masih sangat muda.

    Prestasi individu lainnya juga diraih Marselinus. Pada tahun 2023, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam TopSkor Cup National Championship (TCNC) U18 2023, di mana ASIOP juga keluar sebagai juara. Penghargaan ini diberikan berkat kemampuan Marselinus yang dinilai luar biasa, baik dalam mencetak gol maupun dalam membongkar pertahanan lawan serta mengirim umpan-umpan akurat.

    Setelah berakhirnya TCNC U18 2023, Marselinus memutuskan untuk melanjutkan kariernya di Eropa. Pada Oktober 2023, ia resmi bergabung dengan Union Deportiva (UD) Logrones di Spanyol.

    Marselinus tidak pindah sendirian ke UD Logrones, ia ditemani oleh rekannya di ASIOP, Eros Dermawan. Keduanya memperkuat tim U19 UD Logrones yang berlaga di Juvenile D Honora, kompetisi level tertinggi untuk kategori usia U19 di Spanyol.

    Marselinus mencatatkan debutnya di level junior pada 20 Januari 2024 dalam laga yang berakhir imbang 2-2. Sehari setelahnya, pada 21 Januari 2024, Marselinus dipromosikan ke Tim Senior Second Team.

    Secara keseluruhan pada musim 2023/2024, Marselinus sudah tampil dalam 5 pertandingan di Tercera Division bersama UD Logrones dan berhasil mencetak 1 gol.

    Rencananya, Marselinus akan berkarier di Spanyol selama satu tahun. Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun terakhirnya di Negeri Matador. Namun, pengalaman yang diperolehnya di Eropa tentunya akan sangat berharga bagi kariernya di masa depan.

    Dengan pengalaman yang telah diperoleh di benua biru, Marselinus diharapkan menjadi salah satu aset berharga bagi masa depan Timnas Garuda. Apalagi, langkahnya semakin terbuka dengan keikutsertaannya dalam pemusatan latihan Timnas U19 Indonesia untuk Piala AFF U19 2024.

    Biodata Marselinus Ama, Pemain Timnas Indonesia

    Berikut ini adalah biodata singkat Marselinus Ama Ola, pemain Timnas U19 Indonesia yang berkarier di Spanyol:

    • Nama lengkap: Marselinus Ama Ola
    • Tanggal lahir: 21 Maret 2005
    • Usia: 19 tahun
    • Tinggi: 1,78 cm
    • Posisi: Depan-Tengah, Sayap Kiri

    Klub:

    • UD Logrones Promesas (2023-2024)
    • UD Logrones U19 (2023-2024)
    • ASIOP (2016-2023)
    • SSB Bintang Ragunan (2019)
  • Hasil Japan Open 2024: Taklukkan Pasangan China, Fikri/Daniel ke Semifinal

    Muhammad Shohibul Fikri dan Daniel Marthin berhasil melangkah ke babak semifinal Japan Open 2024 setelah menaklukkan pasangan ganda putra China, Chen Bo Yang/Liu Yi.

    Bertanding di Yokohama Arena pada Jumat (23/8/2024) siang WIB, Fikri/Daniel mengalahkan Chen/Liu dalam dua gim langsung. Pasangan Indonesia ini menang dengan skor identik, yaitu 21-14 dan 21-14.

    Fikri/Daniel memulai pertandingan dengan baik, selalu memimpin perolehan poin, mulai dari 7-2 hingga mencapai 11-7 di pertengahan gim pertama.

    Setelah interval, tekanan yang diberikan Fikri/Daniel kepada Chen/Liu tetap konsisten. Mereka terus memperlebar jarak dan mengakhiri gim pertama dengan kemenangan 21-14.

    Memasuki gim kedua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Kedua pasangan saling kejar-kejaran dalam perolehan poin. Fikri/Daniel sempat tertinggal 4-5, tetapi berhasil membalikkan keadaan menjadi unggul 11-10 saat memasuki interval.

    Selepas interval, Chen/Liu berusaha mengejar poin dan mendekatkan skor menjadi 12-14. Namun, Fikri/Daniel kemudian berhasil meraih empat poin berturut-turut untuk menutup gim kedua dengan skor 21-14.

    “Rasanya senang bisa menang dan lolos ke semifinal,” ujar Fikri setelah pertandingan perempat final Japan Open 2024.

    Meskipun begitu, Fikri/Daniel mengakui bahwa Chen/Liu bukanlah lawan yang mudah. “Di lapangan tadi, komunikasi dan fokus kami berjalan lancar. Kami harus bisa menguasai permainan di lapangan dan selalu siap. Kami tahu mereka bukan lawan yang mudah, jadi kami harus fokus sejak awal,” kata Fikri.

    Daniel juga menambahkan, “Pola permainan yang kami terapkan sejak awal berjalan baik. Strategi kemenangan kami adalah terus menekan sejak awal. Kami harus memulai serangan lebih dulu dan tidak boleh kalah dalam permainan depan. Yang penting, dari pertandingan ke pertandingan, kami terus berusaha memberikan yang terbaik.”

    Menunggu Lawan di Semifinal Japan Open 2024

    Di babak semifinal Japan Open 2024 yang akan berlangsung pada Sabtu (24/8), Fikri/Daniel masih menunggu lawan mereka. Pasangan Indonesia ini akan berhadapan dengan pemenang antara Man Wei Chong/Kai Wun Tee dari Malaysia atau Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae dari Korea Selatan.

    “Kami akan menonton permainan mereka dan juga melihat rekaman video pertandingan lawan. Kami harus lebih siap lagi dan memperbaiki segala kekurangan agar besok lebih siap,” ungkap Fikri mengenai calon lawannya.

    “Kalau bertemu ganda Korea, mereka memiliki kekuatan dan kecepatan yang bagus. Dengan shuttlecock yang berat, kami harus siap di lapangan. Jika berhadapan dengan pasangan Malaysia, pertahanan mereka rapat. Kami juga harus siap dan yang penting adalah mengurangi kesalahan sendiri,” pungkasnya.

  • Hasil ASEAN Club Championship: Borneo FC 3-0 Lion City Sailors

    Borneo FC sukses mengawali kiprah di ASEAN Club Championship 2024/2025 dengan kemenangan telak. Menjamu klub Singapura, Lion City Sailors, di Stadion Batakan, Balikpapan, Kamis (22/8/2024) malam, Borneo FC menang telak 3-0.

    Hasil ini membuat Borneo FC jadi pemuncak klasemen sementara Grup B dengan raihan tiga poin. Sementara itu Lion City ada di posisi paling buncit alias keenam.

    ASEAN Club Championship Borneo FC Libas Lion City

    Borneo FC membuka laga dengan apik. Dalam tempo empat menit saja, mereka sudah bisa mencetak gol. Leo Gaucho sukses menjebol gawang Lion City. 1-0!

    Lion City sempat mendapat peluang dari tendangan pojok. Bola dari corner sebelah kiri bisa ditanduk Toni Datkovic tapi bola masih bisa ditepis Nadeo. Bola rebound mengarah ke pemain lawan lain tapi untuk arah tembakannya melebar dari target.

    Pada menit ke-19, Borneo bisa mencetak gol lagi. Berguinho sukses menjebol gawang Lion City dengan tendangan dari dalam kotak penalti. Ia mendapat bola liar setelah lawan gagal menghalau umpan tarik Kei Hirose dari halfspace kiri. 2-0!

    Lion City kemudian coba mendobrak pertahanan Borneo FC. Mereka sempat mencetak gol pada menit ke-40. Namun wasit menganulirnya karena offside. Pada akhirnya tak ada tambahan gol yang tercipta sampai turun minum. Borneo FC 2-0 Lion City Sailors.

    Di babak kedua, Borneo FC mendapat keuntungan besar. Pada menit ke-51 Lion City harus bermain dengan 10 pemain saja. Pasalnya Rui Pires dikartu merah oleh wasit. Keunggulan jumlah pemain ini tentu saja coba dimanfaatkan Borneo FC.

    Pada menit ke-68 Borneo akhirnya bisa mencetak gol ketiganya kali ini melalui Fano Lilipaly. Sayangnya, gol itu dianulir karena offside.

    Borneo FC akhirnya mencetak gol lagi. Pada menit ke-79, Leo Gaucho sukses menjebol gawang Lion City untuk kedua kalinya. 3-0!Gol itu jadi penutup laga babak kedua. Borneo FC melumat Lion City Sailor 3-0!

    Bakal Hadapi Kuala Lumpur FC, Fokus Dulu ke BRI Liga 1

    Setelah memastikan kemenangan 3-0 pada laga pertama Grup B ASEAN Club Championship 2024/2025, Borneo FC kemudian akan bertandang ke markas Kuala Lumpur City pada laga kedua.

    Pertandingan kedua di Grup B ASEAN Club Championship 2024/2025 yang harus dijalani Borneo FC itu akan digelar di Kuala Lumpur Stadium, Malaysia, pada 26 September 2024.

    Sebelum menghadapi Kuala Lumpur FC, Borneo FC harus kembali fokus terlebih dulu untuk tampil di BRI Liga 1 2024/2025.

    Borneo FC akan menjamu Bali United, bertandang ke markas PSS Sleman, menjamu Malut United dan menantang Barito Putera sebelum menghadapi Kuala Lumpur FC.

    Susunan Pemain Borneo FC Libas Lion City

    Borneo FC (4-3-3): Nadeo Argawinata; Fajar Fathurrachman, Ronaldo Rodrigues, Christophe Nduwarugira, Leo Guntara; Kei Hirose, Berguinho, Rivaldo Eneiro; Terens Puhiri, Leonardo Gaucho, Stefano Lilipaly

    Pelatih: Pieter Huistra

    Lion City Sailors (4-4-2): Izwan Mahbud; Christopher James van Huizen, Lionel Tan, Bailey Wright, Toni Datkovic; Bart Ramselaar, Hami syahin bin Said, Rui Pires, Maxime Lestienne; Song Ui-young, Lennart Thy

    Pelatih: Alexsandar Rankovic

  • Hasil Liga Inggris Chelsea vs Servette: Skor 2-0

    Dibutuhkan beberapa pergantian pemain yang kuat di babak kedua bagi tim asuhan Enzo Maresca untuk menunjukkan otoritas mereka pada pertandingan di Stamford Bridge.

    Chelsea mengambil kendali penuh atas kualifikasi Liga Konferensi Europa melawan Servette, mengalahkan mereka 2-0 pada leg pertama di Stamford Bridge berkat gol babak kedua dari Christopher Nkunku dan Noni Madueke.

    The Blues tampil unggul di London Barat seperti yang diharapkan, namun sempat lengah beberapa kali di babak pertama karena pergerakan tajam Servette di sepertiga akhir lapangan, sehingga memaksa kiper Filip Jorgensen melakukan beberapa penyelamatan cerdas.

    Enzo Maresca tidak dapat menahan diri dengan susunan serangannya, memberikan kebebasan kepada pemain baru Kiernan Dewsbury-Hall dan Pedro Neto untuk menyerang dari posisi lini tengah yang lebih dalam, dengan pemain baru tersebut memiliki peluang terbaik bagi tuan rumah di 45 menit pembukaan, menembak langsung ke arah Jeremy Frick di jaring Servette.

    Tim Liga Premier meningkatkan segalanya di babak kedua – terutama Nkunku – yang melesat melewati kiper untuk memenangkan penalti, sebelum mencetak gol, sementara Marc Guiu membuang dua peluang besar untuk menggandakan keunggulan setelah menutup Frick dan menyerang ke arah sebuah jaring kosong.

    Tenaga segar dibutuhkan pada tahap akhir dan lari serta penyelesaian Madueke yang cepat memastikan tim tuan rumah menuju ke Swiss dengan keunggulan dua gol.

    Servette lantas terus coba melawan di sisa pertandingan, tapi unggul dua gol membuat Chelsea bermain lebih tenang. Skor 2-0 pun bertahan hingga akhir 90 menit pertandingan. Chelsea menang.

    Susunan Pemain Chelsea vs Servette

    CHELSEA XI: Jorgensen, Adarabioyo, Disasi (78′ Gusto), Badiashile, Dewsbury-Hall, Mudryk, Caicedo (84′ Lavia), Veiga, Nkunku (58′ Enzo), Pedro (57′ Madueke), Guiu (58′ Palmer)

    Pelatih: Enzo Maresca

    SERVETTE XI: Frick, Rouiller, Severin, Mazikou, Tsunemoto, Stevanovic (61′ Antunes), Douline (69′ Von Moos), Kutesa (69′ Magnin), Ondoua, Cognat (85′ Ouattara), Crivelli (61′ Guillemenot)

    Pelatih: Thomas Haberli

  • Peringkat 5 Besar Manajer Terbaik di Eropa

    Peringkat 5 Besar Manajer Terbaik di Eropa

    Banyak manajer elit yang berpindah-pindah akhir-akhir ini, atau memutuskan bahwa mereka perlu istirahat, tapi siapakah yang terbaik saat ini dalam pertandingan domestik putra di Eropa?.

    Bagaimana cara Anda mengumpulkan 5 besar?

    Kelompok awal yang terdiri dari 70 nama dipersempit menjadi 5 sebelum mengumpulkan sejumlah orang yang bekerja di industri sepak bola — pelatih, direktur olahraga, CEO, dan kepala pencari bakat — untuk mendapatkan masukan tambahan.

    Dalam upaya untuk meniru bagaimana klub-klub profesional sering membuat daftar panjang ketika mempertimbangkan seorang pemain baru, 50 pemain terakhir telah dinilai berdasarkan enam atribut yang menjadi skor total untuk menentukan posisi tersebut.

    • Ketajaman pembinaan: Kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip pembinaan dalam situasi pertandingan, persiapan fisik, dan manajemen dalam pertandingan.

    • Gaya: Daya tarik gaya sepak bola. Nilai hiburan sangat penting di sini, begitu pula kemampuan manajer untuk mendikte jalannya pertandingan dengan cara yang proaktif (bukan reaktif, yaitu bermain saat jeda). Mau tidak mau, gaya menyerang akan menghasilkan skor lebih tinggi.

    • Manajemen sumber daya manusia: Keterampilan motivasi dan kapasitas untuk mendapatkan kinerja maksimal dari sebuah skuad. Sejauh mana pemain tampak merespons dan “bermain untuk” manajer.

    • Komunikasi: Sejauh mana seorang manajer mampu menanamkan kepercayaan pada “proyek” mereka secara internal, kepada direktur dan pemain klub, dan kepada dunia luar (media, suporter). Keahlian mereka dalam menyampaikan pesan dengan jelas, melalui kata-kata yang dipilih dengan baik dan keterampilan PR.

    • Sejarah/prestasi: Kesuksesan dan hasil. Meskipun trofi adalah alat utama untuk mencapai prestasi dalam sepak bola, prestasi lain seperti memenangkan promosi, mengeluarkan tim dari masalah degradasi, membawa tim yang tidak disukai ke Eropa, atau tampil berlebihan dengan sumber daya yang kecil juga diperhitungkan.

    • Faktor X: Kemampuan memberikan kejutan dan memunculkan ide-ide baru. Kemungkinan untuk dipertimbangkan untuk pekerjaan teratas di masa depan. Ketahanan untuk bangkit kembali dari hasil buruk.

    Catatan Manajer Terbaik di Eropa:

    • Hanya manajer yang memiliki setidaknya satu musim penuh memimpin tim utama yang dipertimbangkan (Pelatih Roma Daniele De Rossi absen), sedangkan mereka yang sudah menganggur selama dua tahun atau lebih (Zinedine Zidane) tidak disertakan. Tidak ada manajer tim nasional yang dimasukkan karena ini tidak bisa dibandingkan dengan pertandingan domestik.

    • Untuk menjaga pemeringkatan tetap terkini, pencapaian di masa lalu (dan faktor X, yang bisa dibilang merupakan kategori yang paling tidak nyata) kurang diberi penekanan dengan pemberian peringkat di atas 10, bukan 20.

    • Ketika skor total manajer sama, skor pencapaian masa lalu menentukan peringkatnya. Jika masih sama, faktor X memutuskan hubungan.

    • Istilah “manajer” dan “pelatih kepala” digunakan secara santai di seluruh bagian ini, namun jika Anda ingin definisi saya tentang kedua peran tersebut.

    • Semua statistik benar pada 12 Agustus.

    5 Besar Manajer Terbaik di Eropa

    Daftar ini menempati peringkat 5 besar, mencakup legenda yang mendekati tahap akhir karier mereka, bintang baru yang baru saja menerobos, dan segala sesuatu di antaranya.

    5. XABI ALONSO, 42, Bayer Leverkusen

    • Ketajaman kepelatihan: 15/20
    • Gaya: 15/20
    • Manajemen sumber daya manusia: 18/20
    • Komunikasi: 15/20
    • Sejarah/prestasi: 6/10
    • Faktor X: 9/10
    • Jumlah: 78/100

    Ini adalah daftar manajer terbaik dalam permainan klub putra saat ini, dan berdasarkan 22 bulan pertamanya sebagai manajer, sulit untuk melakukan yang lebih baik daripada mantan maestro lini tengah Liverpool. Dengan hanya bertugas di tim B Real Sociedad, Alonso segera membalikkan nasib Bayer Leverkusen ketika ia bergabung pada Oktober 2022. Ia memimpin klub tersebut meraih gelar Bundesliga pertamanya, Piala Jerman, dan satu tempat di final Liga Europa pada tahun 2022. musim penuh pertamanya.

    Tidak terkalahkan dalam 51 pertandingan sebelum kalah dari Atalanta di final Eropa tersebut, Alonso telah menampilkan salah satu prestasi paling spektakuler dalam sepakbola modern. Jelas dia memiliki keterampilan manajemen yang luar biasa dan tahu bagaimana mendapatkan kepercayaan yang tak tergoyahkan dari para pemainnya.

    Dari sudut pandang taktis, ia membentuk tim yang seimbang namun sangat menarik, berdasarkan tiga bek tengah yang bermain bola, bek sayap yang sangat ofensif (Jeremie Frimpong dan Alejandro Grimaldo berhasil mencetak 39 gol dan assist Bundesliga yang luar biasa di antara mereka), sebuah stabilitas yang stabil. pemain inti di tengah dan depan yang diberi izin untuk bertukar posisi di sepertiga akhir. Pria berusia 42 tahun yang dermawan dan rendah hati ini bisa saja memilih pekerjaan terbesar di Eropa pada musim panas ini — termasuk mantan klubnya Liverpool dan Bayern — namun memilih tetap bertahan untuk terus mengasah kemampuannya.

    4. MIKEL ARTETA, 42, Arsenal

    • Ketajaman kepelatihan: 16/20
    • Gaya: 18/20
    • Manajemen sumber daya manusia: 18/20
    • Komunikasi: 16/20
    • Sejarah/prestasi: 4/10
    • Faktor X: 8/10
    • Jumlah: 80/100

    Gelandang yang baik saat bermain untuk klub-klub seperti Barcelona, Rangers, Everton dan Arsenal, Arteta adalah manajer dengan masa jabatan terlama ketiga di Liga Premier musim ini. Perkembangan karir kepelatihannya terus meningkat: finis di posisi kedelapan dalam musim penuh pertamanya, ia kemudian membawa Arsenal ke posisi kelima, lalu finis dua kali sebagai runner-up yang bisa saja menghasilkan gelar, namun berkat kegigihan mantan bosnya, Guardiola dan Manchester Kota.

    Selain satu kemenangan di Piala FA (2019-20), trofi belum datang dalam jumlah besar, namun ada kemajuan di tengah gejolak era pasca-Wenger dan pembangunan kembali tim di tengah banyak pemain ternama seperti Pierre yang keluar. -Emerick Aubameyang dan Mesut Ozil. Dan dengan skuad termuda ketiga di Premier League musim lalu, Arteta telah membangun identitas yang jelas: penguasaan bola lebih sedikit dibandingkan tim asuhan Guardiola, dengan permainan menekan yang lebih intens.

    Sementara ia berjuang dengan dilema “9 palsu” vs. No. 9 klasik, Arteta telah membangun fondasi pertahanan yang luar biasa dalam formasi 4-2-1-3-nya, yang hanya memerlukan sedikit penyesuaian untuk membangunnya. Selama 4½ tahun di Emirates, pemain Spanyol ini tetap berkepala dingin dan bekerja dengan sempurna bersama dengan direktur olahraga Edu.

    3. JÜRGEN KLOPP, 57, Tidak terikat

    • Ketajaman kepelatihan: 16/20
    • Gaya: 16/20
    • Manajemen sumber daya manusia: 19/20
    • Komunikasi: 19/20
    • Sejarah/prestasi: 7/10
    • Faktor X: 8/10
    • Jumlah: 85/100

    Hanya sedikit manajer yang bermimpi meninggalkan warisan seperti yang dimiliki Klopp di Liverpool. Keberhasilan awalnya di Mainz (menyegel promosi ke divisi teratas untuk pertama kalinya) dan Borussia Dortmund (dua gelar Bundesliga dan satu final UCL) menunjukkan kelasnya. Namun ia mengubah segalanya dalam sembilan tahun di Merseyside, ketika ia membawa kembali gelar liga setelah penantian selama 30 tahun dan mengklaim trofi Liga Champions, ditambah tiga piala domestik, dengan latar belakang rivalnya yang menghabiskan anggaran dua kali lipat selama periode tersebut. .

    Klopp memiliki bakat motivasi yang luar biasa, kepercayaan yang tak tergoyahkan pada para pemainnya, dan sistem 4-3-3/4-2-3-1 yang jelas dan berpikiran ofensif yang melibatkan tingkat intensitas yang sangat tinggi. Sebagai eksponen utama Gegenpressing, dapat dikatakan bahwa Liverpool terkadang bisa melakukan pendekatan yang lebih sabar. Tapi itu adalah tindakan penyeimbang yang sulit dilakukan oleh seorang pelatih yang mantranya adalah memukul lawan. Musim lalu, Liverpool mencatatkan tembakan, tendangan sudut, umpan silang, umpan terobosan, dan umpan progresif terbanyak di Liga Inggris.

    Warisan Klopp tidak berhenti pada trofi saja. Dengan kepribadian karismatik dan kemampuan memahami budaya Liverpudlian, Klopp memenangkan hati dan pikiran para penggemar dan pemain. Mengingat ikatan eratnya dengan klub, tampaknya tim nasional kemungkinan besar akan menjadi pekerjaan berikutnya.

    2. CARLO ANCELOTTI, 65, Real Madrid

    • Ketajaman kepelatihan: 17/20
    • Gaya: 16/20
    • Manajemen sumber daya manusia: 20/20
    • Komunikasi: 17/20
    • Sejarah/prestasi: 10/10
    • Faktor X: 7/10
    • Jumlah: 87/100

    Memulai karir manajerialnya pada tahun 1992, hanya ada sedikit pelatih yang memiliki pengalaman lebih dari Ancelotti. Dengan klub-klub mapan seperti Parma, AC Milan, Juventus, Chelsea, Paris Saint-Germain, Bayern Munich dan Napoli di CV-nya, pemain Italia ini telah meraih 29 penghargaan dalam kariernya dengan banyak pasang surut. Namun ketika mengambil alih tugas Everton pada tahun 2019, tidak ada yang mengira dia akan memenangkan Liga Champions lagi bersama Real Madrid beberapa tahun kemudian — yang memberi tahu kita semua yang perlu kita ketahui tentang ketahanannya.

    Beberapa manajer, terutama yang lebih muda, berusaha terlalu keras dan terlalu cepat dan ingin memamerkan ide-ide mutakhir yang baru mereka peroleh. Namun, Ancelotti cenderung berpegang pada apa yang telah dicoba dan diuji: membangun tim dari belakang, menempatkan pemain di posisi terbaiknya, menyerang ruang tanpa ampun dan memberikan kebebasan untuk maju tanpa melupakan tanggung jawab bertahan. Semuanya dengan mantra “percayai pemain Anda”. Dia juga mempercayai asistennya untuk melaksanakan rencananya.

    Hal ini tidak boleh meremehkan dampak taktis Ancelotti – kesuksesan di Liga Champions pada periode keduanya bersama Madrid musim lalu membuktikan banyak bukti kelihaiannya – tetapi hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang sukses datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. “Kepemimpinannya yang tenang” sering kali membuatnya mencapai lebih banyak hal dengan alis terangkat daripada teriakan dan teriakan apa pun, dan ini adalah keterampilan yang tidak pernah hilang seiring berjalannya waktu.

    Pengelolaan tidak harus terlalu rumit jika Anda memiliki kepribadian untuk melaksanakannya. Dan di sinilah Ancelotti menemukan dirinya berada dalam kelasnya sendiri: manajemen manusia dan keterampilan interpersonal yang luar biasa (yang sebagian menjelaskan mengapa ia terus mendapatkan pekerjaan teratas).

    1. PEP GUARDIOLA, 53, Manchester City

    • Ketajaman kepelatihan: 18/20
    • Gaya: 18/20
    • Manajemen sumber daya manusia: 17/20
    • Komunikasi: 18/20
    • Sejarah/prestasi: 9/10
    • Faktor X: 9/10
    • Jumlah: 89/100

    Saat Guardiola memasuki tahun terakhir kontraknya di Manchester City, ada sedikit tanda bahwa pemenang tiga kali Liga Champions itu kehabisan ide atau motivasi. Kegagalannya untuk mematahkan serangan balik efisien mematikan Real Madrid di semifinal Liga Champions musim lalu pasti akan selalu diingatnya sepanjang musim panas, dan cara membalas serangan balik akan menjadi daftar tugasnya di tahun mendatang. Namun tak seorang pun dari rekan-rekannya dapat menandingi bakatnya dalam membangun sisi hingga tampak seperti organisme.

    Setelah sukses berkarir sebagai pemain, terutama di Barcelona, Guardiola merasa senang secara eksklusif mengelola klub-klub top terkenal — Barcelona, Bayern Munich, dan sekarang City — dengan pemain seperti Lionel Messi, Thomas Müller, dan Kevin De Bruyne di timnya. di puncak karir mereka. Namun keistimewaan itu datang karena suatu alasan.

    Selama 16 tahun menjadi pelatih tim utama, Guardiola terus-menerus berevolusi dan menemukan kembali gayanya — mulai dari bermain lebih langsung di Bayern, hingga memanfaatkan sistem bek kanan dan bek tengah/gelandang tengah di Inggris, atau bahkan tidak lagi bermain di tim utama. “Nomor 9 palsu” untuk penyerang tengah klasik seperti Erling Haaland — tanpa pernah melepaskan DNA bawaan Barcelona dalam sepak bola menyerang, satu sentuhan, berbasis penguasaan bola, dan mengalir.

    Tentu saja kemewahan dalam membangun tim dengan anggaran yang besar sangat membantu (walaupun rekam jejaknya dalam mengantarkan lulusan akademi sangat mengesankan dan sering dilupakan), namun hal ini juga menciptakan tekanan. Dan meski banyak manajer lain yang terjebak dalam ekspektasi bahwa belanja besar-besaran pasti akan terjadi, posisi Guardiola tetap tidak dapat diganggu gugat.

  • Waktunya Cristiano Ronaldo Pensiun: Tidak Ada yang Ingin Melihat Pemain Hebat Terus Mempermalukan Dirinya Sendiri

    Waktunya Cristiano Ronaldo Pensiun: Tidak Ada yang Ingin Melihat Pemain Hebat Terus Mempermalukan Dirinya Sendiri

    Cristiano Ronaldo mempunyai beberapa amukan yang berkesan selama bertahun-tahun, namun tidak ada yang lebih kekanak-kanakan dan memalukan daripada ledakannya saat Al-Nassr kalah di final Piala Super Saudi melawan Al-Hilal. Ronaldo memberi timnya keunggulan melalui penyelesaian jarak dekat sebelum turun minum, namun pasukan Luis Castro benar-benar menyerah di babak kedua dan mendapati diri mereka berada di pihak yang salah dengan kekalahan 4-1.

    Mantan pemain sayap Barcelona Malcom memberikan pukulan terakhir setelah memanfaatkan kesalahan mengerikan dari kiper Al-Nassr Bento, yang membuat Ronaldo berada di tepi jurang. Pemain berusia 39 tahun itu menuduh rekan satu timnya ‘tidur’ saat dia berdiri di tengah lingkaran dengan dua tangan di samping telinganya, sebelum membuat gerakan tidak senonoh yang tampaknya menyiratkan bahwa mereka ‘tidak melakukan apa-apa’.

    Itu adalah pemandangan yang menyedihkan. Kapten Al-Nassr, dan pesepakbola dengan bayaran tertinggi di dunia, menunjukkan kurangnya kelas dan kesadaran diri ketika mereka sangat membutuhkannya. Masih ada 18 menit waktu normal untuk bermain ketika gol keempat Al-Hilal tercipta, dan meskipun sulit untuk menyamakan kedudukan, Al-Nassr setidaknya bisa menyelamatkan mukanya.

    Sayangnya Ronaldo versi ini hanya bermain untuk dirinya sendiri. Bukan suatu kebetulan bahwa Al-Nassr belum memenangkan satu pun trofi sejak kedatangannya pada Januari tahun lalu. Ronaldo benar-benar menyangkal fakta bahwa ia adalah bayang-bayang pemain seperti dulu, dan alih-alih menarik perhatian banyak orang, ia kini malah mengusir mereka dengan perilakunya yang tidak dewasa dan mati-matian mempertahankan relevansinya di era yang sudah lama berlalu.

    Semua Tentang Cristiano Ronaldo

    Perlu diketahui, Ronaldo telah mencetak 66 gol dalam 72 penampilannya bersama Al-Nassr, sebuah pencapaian yang mengesankan. Namun Liga Pro Saudi bahkan tidak setingkat dengan lima liga top Eropa, meskipun mereka melakukan investasi besar pada nama-nama besar sejak kedatangan Ronaldo.

    Ketika Ronaldo bergabung dengan Al-Nassr, mereka berada di puncak liga. Gol-gol penyerang Portugal itu belum membuat mereka menjadi tim yang lebih baik, sebaliknya, segalanya kini tertuju padanya.

    Al-Ittihad akhirnya memenangkan gelar 2022-23, sebelum Al-Hilal menyerbu ke puncak klasemen musim lalu, unggul 14 poin dari Al-Nassr tanpa kehilangan satu pertandingan pun. Dan Ronaldo membiarkan rasa frustrasinya menguasai dirinya setelah setiap kemunduran yang merusak.

    Pada bulan Februari, Ronaldo diskors karena mengarahkan gerakan cabul kepada penggemar Al-Shabab setelah diejek dengan nyanyian untuk rival abadinya Lionel Messi, dan dua bulan kemudian, ia dikeluarkan dari lapangan karena menyikut bek Ali Al-Bulaihi secara terang-terangan sebagai Al- Nassr kembali mengalami kekalahan melawan Al-Hilal.

    Tidak ada yang akan terkejut dengan tindakan Ronaldo pada hari Minggu. Dia bahkan menyerbu terowongan tanpa mengambil medali runner upnya, seolah-olah dia tidak terlibat dalam kegagalan Al-Nassr. Apa contoh yang bisa diberikan kepada para pemain muda di skuad?

    Ronaldo telah menjadi panutan yang buruk bagi generasi berikutnya, hal yang tidak terpikirkan ketika ia menetapkan standar keunggulan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya di tahun-tahun utama karirnya. Dia juga menjadi sosok yang diejek di media sosial, dan musim 50 gol lainnya untuk Al-Nassr tidak akan mengubah hal itu.

    Cristiano Ronaldo Tidak Akan Kemana-mana

    Semua itu membawa kita pada pertanyaan kunci dari sebagian besar pecinta sepak bola: mengapa Ronaldo belum pensiun? Trofinya telah mengering dan dia banyak dikritik atas penampilannya selama empat tahun terakhir.

    Ada tanda-tanda penurunan yang jelas pada musim terakhir Ronaldo di Juventus sebelum ia melihat kepulangannya yang gemilang di Manchester United dengan cepat berubah menjadi buruk. Terlepas dari semua kebanggaannya untuk mencapai segalanya di sepakbola Eropa, Ronaldo tidak punya pilihan selain pindah ke benua baru. Tidak ada klub top lain yang mau bertaruh pada striker veteran itu setelah kepergiannya dari Old Trafford.

    Kesuksesan nyata masih sulit didapat Ronaldo di Timur Tengah, dan kemungkinan besar akan terulang lagi musim ini, karena kesenjangan kualitas antara Al-Nassr dan Al-Hilal sangat besar. Namun, kegagalan selama 12 bulan dan berita utama negatif mungkin tidak akan membawa pencerahan.

    “Saya tidak bisa memberikan terlalu banyak tapi saya telah melakukan beberapa hal dengan Cristiano di belakang layar dan dia bermain selama yang dia inginkan,” kata mantan rekan setim Ronaldo di United, Rio Ferdinand, di Rio Reacts pekan lalu. “Dia tidak akan kemana-mana. Dan saya terkesima. Dan dengarkan, Anda akan melihatnya tepat waktu, tapi minimal tiga tahun saya pikir dia akan bermain lagi.”

    Lebih banyak penderitaan akan menimpa Portugal

    Kontrak Ronaldo saat ini akan berakhir tahun depan, namun Al-Nassr dikabarkan akan mengambil opsi untuk memperpanjang perjanjian tersebut hingga 2026. Dan jika klaim Ferdinand akurat, Ronaldo juga menargetkan satu tempat di skuad Portugal untuk Piala Dunia berikutnya.

    Ini akan menjadi sebuah parodi bagi Seleccao jika Ronaldo mendapatkan keinginannya, karena banyaknya talenta muda yang menarik di skuad mereka sekali lagi akan dipaksa untuk mengambil kursi belakang, tetapi sangat mungkin jika Roberto Martinez masih bertanggung jawab. Portugal termasuk di antara favorit pra-turnamen menuju Euro 2024, tetapi berkinerja buruk dalam perjalanan mereka ke perempat final yang menyakitkan di tangan Prancis, dan Ronaldo menjadi starter di setiap pertandingan.

    Lulusan akademi Sporting CP itu tidak mencetak satu gol pun, keterlibatannya dalam membangun permainan Portugal secara umum hampir tidak ada, dan eksekusi tendangan bebasnya menyedihkan. Namun dia mendapatkan banyak waktu di depan kamera karena bahasa tubuhnya yang buruk saat dia mengerang pada rekan-rekannya ketika mereka tidak melewatinya dan mengangkat tangannya dengan marah setiap kali serangan tidak menghasilkan apa-apa.

    Seperti yang dilakukannya di Al-Nassr selama 18 bulan terakhir, Ronaldo mempermalukan dirinya sendiri. “Saya pikir cara dia berperilaku di seluruh kompetisi – memainkan pertandingan terakhir melawan Georgia ketika mereka sudah memenangkan grup dan memainkan menit bermain paling banyak dari semua pemain outfield ketika dia sudah tidak sanggup lagi – adalah salah satu yang paling banyak. tindakan keegoisan keterlaluan yang pernah saya lihat dalam pertandingan tim,” kata mantan gelandang Jerman dan Liverpool Dietmar Hamann kepada RTE setelah turnamen. “Jika Anda berperilaku seperti ini di masyarakat, di tempat kerja, atau dalam pertandingan tim maka Anda akan mendapat masalah. Itu menunjukkan dia memainkan permainan individu dalam olahraga tim selama 20 tahun terakhir. Itu menunjukkan betapa bagusnya dia tapi dia hanya bisa melakukannya.” karena dia yang terbaik.”

    Bahan bakar nyata Ronaldo

    “Hal terpenting dari perjalanan yang saya lalui adalah antusiasme yang masih saya miliki untuk berada di sini,” kata Ronaldo kepada penyiar Portugal RTP ketika ditanya kapan dia akan pensiun dari sepak bola internasional selama Euro. “20 tahun mewakili dan bermain bersama tim nasional, membawa kegembiraan bagi orang-orang, bagi keluarga, anak-anak saya. Itu yang paling memotivasi saya.”

    Anda akan kesulitan menemukan penggemar sepak bola yang menikmati menonton Ronaldo berkeliaran di lapangan tanpa tujuan di Jerman. Memang tidak banyak yang bisa dikagumi dari penampilan pemenang Ballon d’Or lima kali itu sejak beberapa bulan pertamanya di Old Trafford, ketika ia mencetak gol penentu kemenangan di menit-menit terakhir yang untuk sementara menutupi fakta bahwa ia telah melemahkan tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer. sebagai sebuah kolektif.

    Bahan bakar nyata Ronaldo selalu berupa validasi eksternal. Ia paling bahagia ketika berdiri di atas panggung dengan Bola Emas di tangannya, dan gelar liga serta mahkota Liga Champions yang membantunya mendapatkan pengakuan individu itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan.

    Tapi dia punya waktu. Hari-hari Ronaldo dan Messi yang bersaing memperebutkan gelar GOAT telah berakhir, dan Messi kini bermain di MLS bersama Inter Miami. Messi juga sedang berada di babak terakhir dalam kariernya, namun tidak seperti Ronaldo, ia menjalani masa tenangnya dengan baik dan menerima bahwa Father Time sedang mengejarnya.

    Semakin lama Ronaldo menolak melakukan hal yang sama, semakin besar kerusakan yang dia timbulkan terhadap warisannya. Dia tidak cukup baik untuk lolos dari histrionik yang terus-menerus lagi.

    Ego Cristiano Ronaldo Tidak Terkendali

    Gary Neville berpendapat bahwa Ronaldo mungkin tidak mampu melakukan introspeksi seperti itu. “Dinamika hasrat yang luar biasa, perjuangan diri sendiri, determinasi – semua hal yang Anda sukai dari dia [Cristiano Ronaldo] – betapa sombongnya hal itu bagi pemain lain, manajer, dan negara?” kata legenda United di The Overlap setelah kekalahan Portugal di Euro dari Prancis.

    “Ada dua hal – satu, pemain terkadang tahu kapan harus melepaskannya, tapi ada beberapa pemain yang tidak melakukannya dan perlu diberitahu tapi ada elemen yang memberitahunya [Ronaldo]. Saya rasa dia tidak mengerti. dalam dirinya.”

    Ada terlalu banyak ‘yes men’ di sekitar Ronaldo akhir-akhir ini, seperti Martinez dan Castro, yang bersalah karena mendukungnya. Alhasil, ego Ronaldo kini benar-benar tak terkendali.

    GOAL dapat memastikan bahwa sebagian besar media Saudi juga sudah bosan dengan pemain poster negara tersebut saat ia bersiap untuk memulai musim liga baru melawan Al-Raed pada hari Kamis. Ronaldo masih merupakan pembangkit tenaga listrik komersial, tetapi itu tidak berarti dia berhak bermain setiap menit di setiap pertandingan untuk Al-Nassr, yang juga harus mulai mempersiapkan kehidupan setelah Ronaldo; pada saat itu mereka tidak ingin sekadar ikut-ikutan dalam gambaran gelar Liga Pro.

    Intinya

    Ironisnya, satu-satunya cara bagi Ronaldo untuk mendapatkan sanjungan yang ia dambakan adalah dengan mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola. Kita telah mencapai titik di mana orang-orang menikmati perjuangannya, dan beberapa bab terakhir dari kisahnya akan menjadi bukti bahwa lebih baik mundur dari posisi teratas.

    Ronaldo sudah bertahan terlalu lama, tapi dia masih bisa menebus dirinya sendiri. Jika ia akhirnya mengakui bahwa kariernya telah berakhir, dunia dapat merayakan pencapaiannya yang luar biasa dan merenungkan periode emas yang mungkin tidak akan pernah terulang kembali.

    Dalam kondisi terbaiknya, Ronaldo adalah penyerang tengah paling brilian yang pernah menghiasi lapangan, dan angka-angka tersebut mendukungnya. Dia tidak jauh melampaui Messi dalam hal kemampuan, namun dia mendorongnya mendekati Messi selama lebih dari satu dekade, dan memberi kita banyak sekali momen tak terlupakan yang akan bertahan dalam ujian waktu.

    Orang-orang puritan yang menghargai pengaruh pemain hebat seperti Ronaldo terhadap dunia sepak bola tidak ingin melihat dia terus berusaha memutar waktu. Dia bukan yang terbaik lagi, dan itu tidak masalah. Sedihnya, kita mungkin harus menanggung beberapa tahun lagi penampilan Ronaldo yang membuat ngeri sebelum dia menyadari hal itu.

  • 5 Pemain Penjualan Termahal dalam Sejarah Manchester City

    5 Pemain Penjualan Termahal dalam Sejarah Manchester City

    Manchester City baru saja melepas Julian Alvarez pada musim panas ini, dengan sang penyerang asal Argentina resmi pindah ke Atletico Madrid dengan harga yang sangat tinggi.

    Alvarez bergabung dengan Manchester City pada tahun 2022 dan berhasil mencetak 36 gol dari 103 pertandingan di semua kompetisi bersama The Citizens. Namun, pada musim panas 2024, Alvarez memutuskan untuk mencari tantangan baru di Spanyol bersama Atletico Madrid.

    Penjualan termahal Manchester City salah satunya adalah Alvarez membawa keuntungan besar bagi Manchester City. Pemain berusia 24 tahun tersebut bergabung dengan Atletico Madrid dengan harga 75 juta euro.

    Selain Alvarez, ada beberapa pemain lain yang masuk dalam daftar penjualan termahal Manchester City. Berikut ini adalah lima penjualan termahal yang pernah dilakukan oleh Manchester City.

    5. Leroy Sane

    Leroy Sane bergabung dengan Manchester City dari Schalke pada tahun 2016 dengan biaya transfer sebesar 52 juta euro. Selama kariernya di Etihad Stadium, Sane meraih kesuksesan dengan memenangkan dua gelar Premier League, satu Piala FA, dan dua Piala Liga.

    Namun, kebersamaan Sane dengan Manchester City berakhir pada tahun 2020 ketika ia kembali ke Jerman untuk bergabung dengan Bayern Munchen. Transfer Sane ke Bayern Munchen bernilai 49 juta euro.

    4. Gabriel Jesus

    Gabriel Jesus meninggalkan Manchester City pada musim panas 2022, menghasilkan 52,2 juta euro dari penjualannya ke Arsenal. Pemain asal Brasil ini telah menjadi bagian dari skuad Manchester City selama lima tahun sebelum pindah ke London.

    Jesus tampil dalam 233 pertandingan di semua kompetisi untuk Manchester City, mencetak 95 gol dan memberikan 46 assist selama 14.128 menit bermain.

    3. Ferran Torres

    Ferran Torres bergabung dengan Manchester City pada tahun 2020 setelah dibeli dari Valencia. Namun, karier Torres di Manchester City tidak berlangsung lama. Pada pertengahan musim 2021/2022, Torres pindah ke Barcelona dengan biaya transfer sebesar 55 juta euro.

    Selama bermain untuk The Citizens, Torres mencetak 16 gol dalam 43 pertandingan.

    2. Raheem Sterling

    Raheem Sterling menjadi pilar penting dalam lini serang Manchester City setelah didatangkan dari Liverpool pada tahun 2015. Selama berada di Etihad Stadium, Sterling bermain dalam 339 pertandingan, mencetak 131 gol, dan memberikan 73 assist. Ia juga membantu klub meraih empat gelar Premier League.

    Namun, pada musim panas 2022, Manchester City memutuskan untuk menjual Sterling ke Chelsea dengan biaya transfer sebesar 56,2 juta euro.

    1. Julian Alvarez

    Julian Alvarez merupakan salah satu pemain kunci Manchester City selama dua tahun terakhir, bersaing dengan Erling Haaland di lini serang The Citizens. Pada musim panas 2024, Alvarez memutuskan untuk bergabung dengan Atletico Madrid dengan biaya transfer yang mencapai 75 juta euro, plus add-ons.

    Selama waktunya di Manchester City, Alvarez tampil dalam 225 pertandingan, mencetak 90 gol, dan memberikan 49 assist. Ia juga berkontribusi dalam kesuksesan klub meraih treble winners pada musim 2022/2023.

  • Mengenal Tristan Gooijer: Pemain Naturalisasi untuk Timnas Indonesia

    Mengenal Tristan Gooijer: Pemain Naturalisasi untuk Timnas Indonesia

    Tristan Gooijer adalah produk akademi FC Almere yang kini menarik perhatian sebagai calon naturalisasi terbaru untuk Timnas Indonesia. Setelah berhasil menembus tim utama Ajax pada tahun 2023, Gooijer saat ini dipinjamkan ke PEC Zwolle untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman bermain.

    Sebagai pemain muda, Gooijer tentu ingin mendapatkan lebih banyak waktu bermain guna mengasah kemampuannya. Peminjaman ke PEC Zwolle menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut dan meningkatkan performanya.

    Gooijer memiliki darah keturunan Indonesia dari ibunya yang berasal dari Maluku. Kesempatan ini membuka jalan baginya untuk bergabung dengan pemain-pemain berdarah Indonesia lainnya, seperti Rafael Struick, Justin Huber, dan Ragnar Oratmangoen, dalam membela Timnas Indonesia di pentas internasional.

    Kontak dengan PSSI

    PSSI telah menghubungi Gooijer mengenai rencana naturalisasinya. Gooijer menunjukkan ketertarikan dan membuka kemungkinan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.

    Sebelumnya, pemain berusia 19 tahun ini sudah dihubungi oleh PSSI untuk bergabung dengan Timnas Indonesia U-20 dalam Piala Dunia U-20 2023. Namun, turnamen tersebut dibatalkan di Indonesia dan dipindahkan ke Argentina.

    Sekarang, rumor mengenai naturalisasinya kembali mencuat. Gooijer mengkonfirmasi bahwa PSSI telah melakukan pendekatan dan ia memberikan sinyal positif untuk bergabung dengan Tim Garuda.

    Profil Tristan Gooijer

    Berikut adalah informasi tentang Tristan Gooijer, bek Ajax Amsterdam yang berdarah Indonesia, termasuk klub asal dan harga pasarnya:

    • Nama: Tristan Gooijer
    • Tanggal Lahir: Blaricum (Belanda), 2 September 2004
    • Tinggi: 1,85 meter
    • Posisi: Bek, Bek kanan
    • Klub: Ajax Amsterdam
    • Harga: Rp34,76 miliar (Transfermarkt)
    • Instagram: @tristangooijer

    Riwayat Karier Tristan Gooijer

    • PEC Zwolle (Pinjaman) – 2024/2025
    • Ajax Amsterdam U21 – 2022-2024
    • Ajax Amsterdam U18 – 2021-2022
    • Ajax Amsterdam U17 – 2020-2021
    • Ajax Amsterdam Youth – 2016-2020
    • Almere City FC – 2016

    Keunggulan di Pertahanan Tristan Gooijer

    Tristan Gooijer merupakan kandidat potensial untuk memperkuat Timnas Indonesia, berkat potensi dan kualitasnya sebagai bek. Dengan kemampuan bertahan yang solid dan kemampuan membaca permainan yang baik, Gooijer diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi tim Merah-Putih jika proses naturalisasinya berhasil.

    Jika berhasil menjadi warga negara Indonesia dan bergabung dengan Timnas, Gooijer diharapkan dapat memperkuat lini pertahanan serta membawa pengalaman internasional yang berharga bagi tim.

    Kualitas dan Gaya Permainan Tristan Gooijer

    Meskipun masih muda, Gooijer dikenal sebagai bek yang kuat dengan kemampuan defensif yang tangguh. Ia memiliki keterampilan dalam menjaga area pertahanan dan melakukan intervensi secara efektif. Gooijer juga unggul dalam distribusi bola dan memiliki kecepatan yang membuatnya sulit dikalahkan. Kualitas-kualitas ini diharapkan dapat menjadi aset berharga bagi Timnas Indonesia jika ia mendapatkan kesempatan untuk bermain.

    Sebagai bek muda yang menjanjikan, Gooijer akan menjadi tambahan yang signifikan bagi skuad Merah-Putih jika langkah naturalisasinya berhasil.

  • Resmi! Chelsea Kini Rekrut Joao Felix dari Atletico Madrid

    Chelsea secara resmi mengumumkan transfer terbaru mereka di bursa musim panas 2024 dengan merekrut Joao Felix dari Atletico Madrid.

    Felix, yang pernah memperkuat Chelsea selama enam bulan pada Januari 2023, kembali ke Stamford Bridge setelah masa pinjamannya bersama Barcelona di musim 2023/2024.

    Pengumuman Resmi

    Melalui situs resminya, Chelsea mengonfirmasi bahwa Felix kini menjadi bagian dari tim secara permanen. “Chelsea dengan senang hati mengumumkan perekrutan permanen Joao Felix dari Atletico Madrid,” demikian pernyataan resmi klub.

    “Joao, penyerang timnas Portugal yang sudah terbukti kualitasnya, telah menandatangani kontrak selama tujuh tahun di Stamford Bridge dan akan segera bergabung dalam sesi latihan bersama rekan-rekannya.”

    Profil Joao Felix

    Joao Felix, lahir pada 10 November 1999, adalah pemain sepak bola profesional Portugal yang berposisi sebagai penyerang. Saat ini, ia dipinjamkan dari Atletico Madrid ke FC Barcelona, tetapi kini kembali ke Chelsea.

    Dikenal karena kemampuannya yang cemerlang menggunakan kedua kakinya, Felix juga bisa bermain sebagai gelandang sayap dan gelandang serang. Ia memulai karirnya di akademi Porto sebelum bergabung dengan Benfica pada 2015, di mana ia tampil untuk tim B sebelum bergabung dengan tim utama pada 2018.

    Selama di Benfica, Felix meraih gelar Primera Liga dan mendapatkan penghargaan Pemain Muda Terbaik Liga Portugal untuk musim 2018–2019 serta Golden Boy.

    Pada 2019, Felix pindah ke Atletico Madrid dengan nilai transfer €126 juta, menjadikannya transfer termahal klub tersebut, termahal untuk pemain Portugal yang keluar dari liga domestik Portugal, dan transfer pemain sepak bola termahal keempat.

    Di musim keduanya bersama Atletico Madrid, Felix meraih gelar La Liga. Pada Januari 2023, setelah menandatangani perpanjangan kontrak, ia dipinjamkan ke Chelsea hingga akhir musim 2022–2023.

    Felix juga memiliki pengalaman di tim nasional Portugal, bermain mulai level U-18 hingga U-21, dan membuat debut seniornya di semifinal Liga Negara UEFA 2019. Ia turut serta dalam Kejuaraan Eropa UEFA 2020 dan Piala Dunia FIFA 2022.

    Biodata Joao Felix

    Berikut biodata lengkap Joao Felix:

    • Nama lengkap: Joao Felix Sequeira
    • Tanggal lahir: 10 November 1999
    • Tempat lahir: Viseu, Portugal
    • Tinggi: 1,81 m
    • Kewarganegaraan: Portugal
    • Posisi: Penyerang
    • Kaki dominan: Kanan
    • Agen pemain: Gestifute (verified)
    • Klub saat ini: Atletico Madrid
    • Bergabung: 3 Juli 2019
    • Kontrak berakhir: 30 Juni 2029
    • Perpanjangan kontrak terakhir: 11 Januari 2023

    Prestasi yang Diraih

    Berikut beberapa prestasi yang pernah diraih Joao Felix:

    • Benfica:
      • Primeira Liga: 2018–2019
    • Atletico Madrid:
      • La Liga: 2020–2021
    • Timnas Portugal:
      • Liga Negara UEFA: 2018–2019
    • Individual:
      • Pemain Muda Primeira Liga Terbaik Bulanan: Januari 2019
      • Pemain Primeira Liga Terbaik Bulanan: Januari 2019
      • Pemain Primeira Liga Terbaik versi CNID: 2019
      • Pemain Atletico Madrid Terbaik: 2021–2022
      • Pemain Atletico Madrid Terbaik Bulanan: Oktober 2021, Desember 2021
      • Tim Liga Eropa UEFA Terbaik: 2018–2019
      • Pemain Muda Primeira Liga Terbaik: 2018–2019
      • Penghargaan Golden Globes Portugal: Pendatang Baru Terbaik 2019
      • Pemain Primeira Liga Terbaik versi A Bola: 2019
      • Golden Boy: 2019
      • Penghargaan Globe Soccer: Pemain Muda Terbaik 2019
      • Pemain La Liga Terbaik Bulanan: November 2020, Maret 2022
  • Juventus Resmi Rekrut Pierre Kalulu dari AC Milan

    Juventus terus memperkuat skuadnya di bursa transfer musim panas 2024. Terbaru, Bianconeri resmi merekrut Pierre Kalulu dari AC Milan. Dengan pelatih baru Thiago Motta yang kini menangani tim, Juventus mengalami banyak perubahan. Mantan pelatih Bologna ini membawa sejumlah pembaruan di klub Si Nyonya Tua.

    Selama musim panas ini, Juventus telah melakukan perombakan besar dalam skuadnya, dengan beberapa pemain baru sudah bergabung ke Turin. Yang terbaru, Juventus mengumumkan kedatangan Kalulu. Bek asal Prancis ini bergabung dari klub Serie A lainnya, AC Milan.

    Pengumuman Resmi Pierre Kalulu

    Melalui situs resmi mereka, Juventus mengonfirmasi bahwa Kalulu telah bergabung dengan tim. Kalulu bergabung dengan status pinjaman.

    “Pierre Kalulu adalah bek baru Juventus yang tiba dengan status pinjaman dari AC Milan hingga 30 Juni 2025,” demikian bunyi pernyataan resmi klub.

    Juventus juga memiliki opsi untuk membeli Kalulu secara permanen. Bianconeri dapat menebus Kalulu dengan harga 14 juta euro, yang bisa dibayar secara cicilan selama tiga tahun.

    Nomor punggung yang akan dikenakan Kalulu di Juventus juga sudah diumumkan. Ia akan memakai nomor 15 pada musim ini.

    Profil Pierre Kazeye Rommel Kalulu

    Pierre Kazeye Rommel Kalulu Kyatengwa, lahir pada 5 Juni 2000, adalah pemain sepak bola profesional asal Prancis yang berposisi sebagai bek untuk klub Serie A, Milan. Kalulu terutama berperan sebagai bek kanan, namun ia juga dapat bermain sebagai bek tengah.

    Karier Klub Pierre Kalulu

    Kalulu memulai karier sepak bolanya di akademi Lyon setelah pindah dari AS Saint-Priest pada musim panas 2010. Dia melalui berbagai tingkatan di akademi Lyon dari 2010 hingga 2018 dan dipromosikan ke tim kedua Olympique Lyon pada Juni 2018. Pada 5 Maret 2020, Kalulu dipanggil ke tim utama Lyon untuk pertandingan melawan Amiens SC, tetapi tidak bermain dalam laga tersebut.

    Pierre Kalulu di Milan

    Kalulu menimba ilmu sepak bola di akademi Lyon sebelum direkrut Milan pada musim panas 2020. Selama di Milan, ia tampil dalam 112 pertandingan di berbagai kompetisi, menyumbang tiga gol dan tiga assist untuk Rossoneri. Kalulu lebih sering berposisi sebagai bek tengah, namun juga dapat beroperasi sebagai bek kanan.

    Karier Internasional Pierre Kalulu

    Selain kewarganegaraan Prancis, Kalulu juga memegang kewarganegaraan Republik Demokratik Kongo. Sejak Juni 2018, ia telah bermain untuk berbagai tim junior nasional Prancis, termasuk Kejuaraan U-19 Eropa UEFA 2019. Berikut adalah riwayat Kalulu bersama timnas muda Prancis:

    • France U18: 2018
    • France U19: 2018–2019
    • France U20: 2019
    • France U21: 2021–sekarang
    • France Olympic: 2021